Narasi seputar sugar daddy kini kerap merujuk pada pria kaya dan mapan yang memberikan dukungan finansial dalam hubungan. Fenomena ini bukanlah hal baru, bahkan telah terjadi sejak masa lampau. Salah satu contohnya adalah Oei Tiong Ham, seorang pengusaha asal Semarang yang memiliki kekayaan mencapai 200 juta gulden atau setara dengan Rp 43 Triliun. Pria ini tidak hanya berhasil di dunia bisnis, tapi juga memiliki kehidupan pribadi yang unik dengan gundik, 8 istri, dan 26 anak.
Sumber Kekayaan Oei Tiong Ham
Oei Tiong Ham dikenal sebagai pendiri dan pemilik Oei Tiong Ham Concern (OTHC), sebuah konglomerasi besar dengan fokus utama pada bisnis gula yang merajai masa kolonial Belanda. Pada periode 1910-1912, OTHC berhasil mengekspor 200 ribu ton gula, mengalahkan perusahaan Barat, dan menguasai 60% pasar gula di Hindia Belanda. Karena kesuksesan ini, kekayaan Oei Tiong Ham mencapai 200 juta gulden, setara dengan Rp 44 triliun pada nilai tukar saat itu.
Kehidupan Romantis dan Keluarga Oei Tiong Ham
Sorotan bukan hanya pada kesuksesan bisnis Oei Tiong Ham, melainkan juga pada aspek keluarga dan romansanya. Pada usia 18 tahun, Oei menikahi Goei Bing Nio dan memiliki dua anak perempuan. Namun, keinginannya memiliki banyak keturunan membuatnya menjalin hubungan dengan gundik-gundik tanpa menceraikan istri pertamanya.
Menurut Oei Hui Lan, anak perempuan Oei, ayahnya memiliki banyak gundik dan setiap tahun melahirkan satu anak. Bahkan, beberapa gundik meminta naik status menjadi istri resmi, dan Oei memenuhi permintaan tersebut tanpa menceraikan istri lainnya. Total, Oei Tiong Ham memiliki 8 istri dan 26 anak, tetapi jumlah anak sebenarnya diperkirakan lebih besar.
Pentingnya Keadilan dalam Keluarga
Meskipun memiliki banyak istri dan anak, Oei Tiong Ham dikenal sebagai sosok adil. Meskipun beberapa istri meninggalkannya, dia tetap memenuhi kewajibannya untuk menunjang biaya hidup mereka. Keluarganya tersebar di berbagai wilayah, termasuk London, Singapura, China, dan Semarang. Anak-anaknya diberikan fasilitas pendidikan hingga jenjang tertinggi, seperti yang dialami Oei Hui Lan yang bisa sekolah di London dan kemudian menjadi Ibu negara China.
Warisan dan Gelar Sugar Daddy
Oei Tiong Ham memberikan warisan sebesar 400.000 gulden kepada 26 anaknya setelah meninggal pada 6 Juli 1924. Melihat kontribusinya dalam industri gula dan kebaikan terhadap keluarganya, Oei Tiong Ham pantas dijuluki sebagai sugar daddy masa kolonial, bukan hanya karena kehidupan romantisnya tetapi juga sebagai pengusaha sukses di industri gula.