Dalam era teknologi kecerdasan buatan yang semakin meluas, Alibaba telah mengembangkan model AI serupa ChatGPT yang mendukung bahasa Indonesia. Model besar berbasis bahasa (LLM) yang dikenal sebagai SeaLLM ini, yang diluncurkan oleh Alibaba DAMO Academy, memiliki cakupan bahasa yang mencakup tidak hanya bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa-bahasa di Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Khmer, Laos, Tagalog, dan Burma.
Direktur Language Technology Lab di Alibaba DAMO Academy, Lidong Bing, menyatakan dalam siaran pers pada Jumat (15/12/2023), “Dalam komitmen kami untuk terus mengatasi kesenjangan teknologi, kami dengan bangga memperkenalkan SeaLLM, rangkaian model AI yang tidak hanya memahami bahasa setempat, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya Asia Tenggara.”
Alibaba menegaskan bahwa SeaLLM memiliki data yang melimpah, dengan klaim melatih model ini menggunakan data berkualitas tinggi dan beragam dalam bahasa-bahasa Asia Tenggara serta literatur komunikasi lokal. Keunggulan SeaLLM terletak pada efisiensinya dalam menginterpretasikan dan memproses teks panjang, terutama dalam bahasa dengan aksara non-Latin seperti Burma, Khmer, Laos, dan Thailand.
Dengan fitur ini, SeaLLM mampu menangani tugas-tugas kompleks dengan biaya operasional dan komputasi yang lebih rendah dibandingkan ChatGPT. Tak hanya pada bahasa, SeaLLM juga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap mata pelajaran seperti kimia, fisika, dan ekonomi dalam bahasa-bahasa di kawasan Asia Tenggara.
SeaLLM hadir dalam dua versi, yaitu dengan 13 miliar parameter dan 7 miliar parameter, dan disajikan sebagai program open-source di platform Hugging Face.
Peluncuran SeaLLM oleh Alibaba dijelaskan oleh Yahoo Finance sebagai strategi untuk memanfaatkan pasar kecerdasan buatan di Asia Tenggara, terutama mengingat Singapura telah mengumumkan alokasi anggaran senilai US$52 juta untuk inisiatif pengembangan kecerdasan buatan, dengan fokus pada riset dan rekayasa LLM.
